Sabtu, 28 April 2012

BLACKBERRY PIN

Dulu, gue punya twitter, followersnya udah cukup banyak (hampir 400). Banyak kejadian yang gue share di sana. Mulai dari curhat sampai info-info tentang kesehatan, fashion, dan lain-lain. Gue punya satu teman les, cewek, pintar, jago IT gitu. Sekarang orangnya udah ke Amerika atau gimana, gue kurang tau. Banyak orang yang suka sama dia. Wajar sih, dia pinter, cantik, rajin, tapi dia kurang bisa bersosialisasi. Kurang suka ngobrol, padahal cewek. Biasanya kan cewek bawel gitu yaa.. Dia nggak bawel sama sekali, bicara seperlunya dan seadanya. Nah, jadi pokoknya temen gue ini iri sama gue, karena followers gue lebih banyak dari followers dia, padahal dia duluan yang buat twitter. Karena dia jago IT, twitter gue dihack, dihapus.. Jadi gue harus buat twitter lagi kalau masih mau pakai twitter. Tapi karena itu, gue jadi agak trauma dan males buat twitter lagi. Sampai akhirnya sekitar 1 tahun kemudian, gue buat twitter lagi, dengan username yang beda sama username yang dulu, gue ga mau ngehubungin twitter baru gue ini ke temen-temen lama gue. Cukup sahabat-sahabat gue aja, sama temen-temen baru gue. Gue ga mau kalau sampe nanti twitter gue dihack lagi.

Nah, di twitter kan banyak twitter-twitter yang lucu-lucu tweetsnya, contoh: @shitlicious, punya Bang Alitt Susanto, pengarang SHITLICIOUS dan SKRIPSHIT...
Gue jadi suka sama twitter dan mau pake twitter kayak dulu lagi.
Twitter gue sekarang udah lumayan dapet temen-temen baru. Ada yang dari Jakarta, Bandung, dan kota-kota lain, bahkan sampai ke luar negeri. Temen-temen baru gue ini sering minta PIN BB gue.

Jujur, gue orangnya ga suka bbm-an, gue lebih suka twitter karena twitter lebih terbuka dan leluasa, bisa update kapanpun. Beda sama bbm, yang kalau kita update berkali-kali dalam jangka waktu singkat, kita bakal kena marah orang atau di delete. Dan lagian, bbm sama twitter sama aja. Sama-sama buat ngobrol, tukar pikiran, sharing. Buat apa punya PIN BB, kalau udah ada twitter?

Ada beberapa yang maksa, bahkan sampai terkesan kalau dia mikir gue bakal ngasih PIN BB gue ke dia karena dia udah berusaha lebih dari satu kali..

Gue inget, orang itu pernah bilang gini di Direct Message twitter pas awal banget kenalan:
"Gue ada tawaran kerja nih.. Jadi model untuk dealer mobil, blablablabla"
Gue jawab: "Oh... Di mana tuh?"
Dia bilang: "Di Bekasi.. Kalau tertarik, kita omongin di bbm, di twitter kurang nyaman."
Gue tau ini cuma taktik aja supaya gue ngasih pin, karena sebelumnya dia juga pernah minta pin, dan gue ga kasih. Hahaha.. Toh, bbm juga sebenernya kurang nyaman juga, suka pending. Sedangkan twitter tidak.

Selanjutnya, gue sama dia waktu itu lagi ngobrol, tiba-tiba dia bilang gini:
"Bagi pin lo dong.."
Gue ga bales. Emang sengaja ga gue bales.
Beberapa saat kemudian, dia bilang:
"Good. Lo ga ngasih pin, berarti lo cewek berkualitas.. Lo tau? Gue ga butuh pin lo sama sekali.."

Dan beberapa hari kemudian... Dia minta pin gue lagi. Gue tetep ga kasih.
Dia akhirnya bilang "Oke ini yang kedua kali gue minta ga dikasih, ga ada yang ketiga kali.. Bye"
Hahaha, kedua? :p
Gue jadi mikir, 'bukannya dulu bilangnya ga butuh pin gue ya?' :D
Dan... sampai sekarang gue ga ngobrol lagi sama itu orang..
Kejadian ini jadi bahan refleksi buat gue..

Apa pertemanan hanya bisa dijalin melalui Blackberry Messenger, sampai semua orang harus ngasih pinnya, baru dianggep temen?

Jumat, 27 April 2012

"Listen. Listen to me very carefully. I live in London, a gorgeous, vibrant, historic city that I happen to love living in. You live in New York, which is highly overrated... But since the Atlantic Ocean is a bit wide to cross every day, swimming, boating or flying, I suggest we flip for it... And if those terms are unacceptable, leaving London will be a pleasure, as long as you're waiting for me on the other side. 'Cause the truth is, I am Madly, Deeply, Truly, Passionately in Love with You.'"



- Charlie (Letters to Juliette)

Jumat, 13 April 2012

FUTURE?

I've never thought about my future until.... now.
Gue ga pernah kepikiran soal masa depan gue, tapi sekarang tiba-tiba gue kepikiran.

Mau jadi apa gue nanti?
Wanita karier atau ibu rumah tangga?


Kalau gue memilih menjadi wanita karier, karier apa yang akan gue pilih?
Model? Sekretaris? Akuntan? Dokter? Guru? Penulis? Pelukis? Penari? Atau apa?

Kalau gue memilih menjadi ibu rumah tangga, sudah jelas gue akan tinggal di rumah, memasak, melayani suami, mengurus anak-anak, mengantar anak sekolah, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah seperti beres-beres.

Gue jadi makin bingung dan takut menghadapi masa depan gue. Mengingat kerjaan gue setiap hari adalah main game Dollar Isle, chatting, dan twitter-an.
Gue jadi semakin bingung karena kemauan orangtua gue. Orangtua gue menginginkan gue untuk menjadi akuntan. Sejujurnya, gue kurang berminat di bidang itu. Gue mau menjadi model sekaligus penulis.
Tapi menurut gue, fisik gue kurang mendukung untuk menjadi seorang model. Kurang tinggi adalah salah satu kelemahan gue. Kalau untuk menjadi penulis, gue sudah merencanakannya. Nanti kemungkinan akhir Mei atau awal Juni, gue akan mulai menulis novel pertama gue.
Doain gue ya, semoga rencana gue ini bisa terlaksana tanpa hambatan (baca: tanpa diganggu kemalasan gue)! :)

Jumat, 06 April 2012

ALLISON HARVARD "Creepy Chan"




Allison Harvard, runner up of America's Next Top Model Cycle 12 and runner up of America's Next Top Model: All Stars

I LOVE HER EYES! <3

Rabu, 04 April 2012

Dollar Isle

Gue baru aja nemuin satu game di internet. Namanya Dollar Isle.
Permainan ini awalnya gue temuin karena gue iseng-iseng lagi nyari sesuatu di Google Chrome.
Gue coba main, awalnya ga ngerti sama sekali. Bener-bener have no idea how to play this game.
Tapi setelah gue ngikutin semua petunjuk yang ada, semacam tutorial gitu, gue mulai ngerti dan bisa main.
Permainan ini pada dasarnya adalah permainan membangun sebuah pulau. Jadi kita berperan sebagai pemilik pulau itu. Kita harus membangun rumah-rumah, gedung, pabrik, jalan, dan menata pulau kita sebagus mungkin. Di setiap level kita diberi tantangan, kita harus memenuhi perintah yang dikasih ke kita supaya kita dapat bonus dan bisa naik level.
Misalnya kita baru aja bikin rumah kecil. Kita perlu tunggu beberapa waktu (sesuai yang ditentuin), setelah itu kita bisa mendapat penghasilan dari sewa rumah kecil. Ga cuma rumah kecil aja, ada bangunan-bangunan lain yang bisa jadi sumber pendapatan kita sebagai pemilik pulau, misalnya toko es krim, toko pizza, dan rumah pantai. Biasanya, setiap kita mengklik gambar uang (tanda kita udah dapet penghasilan), bakalan muncul tulisan kayak gini: "Ah. Sewa!", "Untung!", "Tu-tu-tu-tunai!", dan sebagainya. Lucu ya?
Di permainan ini juga, kita bisa dapat penghasilan ga cuma dari bangunan-bangunan yang kita buat, tapi juga ada pohon-pohon yang suatu saat bisa muncul buah cherry. Nah, buah cherry itu kalau diklik bisa menambah uang yang kita punya.
Tiap level, kita dapet jatah energy, buat semacam limit untuk setiap action yang kita lakuin. Setiap kita memasok barang ke toko es krim atau toko pizza, atau mengambil uang penghasilan kita, energy kita akan -1. Jadi, kita perlu energy untuk melakukan sesuatu di game ini.
Sebenarnya gue agak sedih, ga ada teman gue yang main di game ini. Padahal game ini seru dan banyak hal-hal yang bisa kita pelajari dari game ini. Misalnya: kesabaran. Dalam hal ini, kita dilatih, dan kita juga bisa mengukur seberapa sabar diri kita. Kita perlu menunggu sampai kita punya energy supaya bisa melakukan sesuatu, kita perlu menunggu penghasilan supaya kita bisa melakukan sesuatu. Gue perlu orang buat membantu gue, yahhh walaupun ga mau atau ga tertarik untuk main game ini, tapi tolong cek pulau yang udah gue buat. View dari kalian bisa mendatangkan keuntungan buat gue. Nih linknya: http://myheavenly.dollarisle.com/ :)
Thanks in advance!

Love,
Gillian.

Senin, 02 April 2012

Aku disini, menatap bayangmu tertawa dengannya, tersenyum hanya kepadanya. Hatiku hancur, remuk, dan lepuh.
Kamu memilihku, seperti aku memilih kamu
Kamu mengistimewakanku, seperti aku mengistimewakan kamu
Kamu menyayangiku, seperti aku menyayangi kamu
Kamu memperhatikanku, seperti aku memperhatikan kamu
Kamu memilikiku, seperti aku memilikimu...

Tiba-tiba aku tersadar dari mimpi...
Semua itu hanyalah ilusi, tidak nyata, semu...
Hanya diriku yang berpikir demikian
Seolah tak sadar bahwa kamu memilihnya, seperti dia memilih kamu
Seolah tak sadar bahwa kamu mengistimewakannya, seperti dia mengistimewakan kamu
Seolah tak sadar bahwa kamu menyayanginya, seperti dia menyayangi kamu
Seolah tak sadar bahwa kamu memperhatikannya, seperti dia memperhatikan kamu
Seolah tak sadar bahwa kamu memilikinya, seperti dia memiliki kamu
Seolah tak sadar bahwa ini sudah berlangsung sejak lama

Namun kini, aku sudah sadar sepenuhnya,
Menyesali mengapa dahulu aku mengabaikan perasaan curigaku
Menyesali mengapa dahulu aku begitu bodoh
Menyesali mengapa dahulu aku sangat mudah percaya
Menyesali mengapa dahulu aku tak bertanya
Menyesali mengapa dahulu aku mudah terbujuk

Aku adalah rumah. Kamu boleh datang sesuka hatimu. Namun satu hal yang perlu kamu tahu: jika kamu mendiamkan rumah itu kosong terlalu lama, saat kamu kembali, kamu tidak dapat memakainya lagi...